PETA NARASI – Kabar menggembirakan datang bagi ribuan buruh di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Setelah sempat dirundung ketidakpastian akibat pailitnya sebuah pabrik garmen besar di wilayah tersebut, sebanyak 1.500 buruh kini kembali bekerja seiring dengan beroperasinya kembali pabrik yang sempat tutup itu. Aktivitas produksi mulai berjalan normal sejak awal pekan ini, menandai babak baru pemulihan industri garmen di daerah tersebut.
Pabrik garmen yang berlokasi di kawasan industri Pemalang itu sebelumnya dinyatakan pailit pada tahun lalu akibat tekanan keuangan, menurunnya pesanan ekspor, serta dampak lanjutan perlambatan ekonomi global. Penutupan pabrik kala itu membuat ribuan buruh kehilangan mata pencaharian dan memicu kekhawatiran akan meningkatnya angka pengangguran di Pemalang.
Namun setelah melalui proses panjang, termasuk restrukturisasi manajemen dan pengambilalihan aset oleh investor baru, pabrik tersebut akhirnya kembali beroperasi. Sejak pagi hari, suasana di sekitar kawasan pabrik tampak kembali ramai. Para buruh terlihat antre memasuki area kerja dengan wajah lega dan penuh harapan.
Salah seorang buruh, Siti (38), mengaku bersyukur bisa kembali bekerja setelah hampir satu tahun menganggur. Selama pabrik tutup, ia harus mencari pekerjaan serabutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
“Alhamdulillah sekarang bisa kerja lagi. Penghasilan memang belum seperti dulu, tapi setidaknya ada kepastian,” ujarnya.
Hal serupa dirasakan oleh Agus (41), yang sebelumnya bekerja sebagai operator mesin jahit. Ia mengatakan bahwa masa pabrik tutup merupakan periode tersulit dalam hidupnya.
“Saya punya dua anak yang masih sekolah. Waktu pabrik tutup, kami benar-benar kesulitan. Sekarang saya berharap pabrik ini bisa terus jalan dan tidak tutup lagi,” katanya.
Manajemen pabrik menyampaikan bahwa operasional kembali dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal, sekitar 1.500 buruh dipanggil kembali untuk mengisi lini produksi utama, sementara sisanya akan menyusul sesuai dengan peningkatan kapasitas produksi dan masuknya pesanan baru. Fokus awal produksi diarahkan pada pemenuhan pesanan ekspor ke sejumlah negara di Asia dan Eropa.
Perwakilan manajemen menyebutkan bahwa keberlanjutan operasional pabrik kali ini didukung oleh sistem manajemen baru dan strategi bisnis yang lebih adaptif.
“Kami belajar dari pengalaman sebelumnya. Sekarang kami lebih berhati-hati dalam pengelolaan keuangan dan diversifikasi pasar agar tidak bergantung pada satu negara tujuan ekspor,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Pemalang menyambut baik kembalinya operasional pabrik tersebut. Kepala Dinas Tenaga Kerja setempat menyatakan bahwa dibukanya kembali pabrik garmen ini memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian daerah.
“Kembalinya 1.500 buruh ke dunia kerja jelas membantu menekan angka pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat,” katanya.
Menurutnya, pemerintah daerah turut berperan dalam memfasilitasi proses pemulihan, termasuk pendampingan administrasi ketenagakerjaan dan koordinasi dengan investor baru. Pemkab juga memastikan bahwa hak-hak buruh tetap menjadi perhatian utama, termasuk soal upah, jaminan sosial, dan keselamatan kerja.
Serikat buruh setempat juga menyampaikan apresiasi atas dibukanya kembali pabrik tersebut, meski tetap meminta manajemen untuk menjaga komitmen terhadap kesejahteraan pekerja. Ketua serikat buruh menyebut bahwa pengalaman pailit sebelumnya harus menjadi pelajaran bersama.
“Kami berharap manajemen lebih transparan dan melibatkan buruh dalam komunikasi jika ada masalah ke depan,” tegasnya.
Kembalinya aktivitas pabrik garmen ini tidak hanya berdampak pada para buruh, tetapi juga pada sektor ekonomi lain di sekitar pabrik. Warung makan, pedagang kecil, hingga jasa transportasi kembali merasakan peningkatan pendapatan setelah sempat lesu selama pabrik tutup.
Dengan kembali beroperasinya pabrik tersebut, harapan baru pun tumbuh di kalangan buruh dan masyarakat Pemalang. Mereka berharap roda industri garmen di daerah itu dapat terus berputar secara berkelanjutan, memberikan lapangan kerja, dan menjadi penopang ekonomi lokal di tengah tantangan ekonomi yang masih berlangsung.