Media Vietnam Heboh, Indonesia Turunkan 996 Atlet di SEA Games 2025

PETA NARASI – Salah satu media Vietnam, The Thao247, menulis bahwa pengiriman hampir 1.000 atlet menunjukkan “keseriusan besar” Indonesia untuk mempertahankan posisi tiga besar di SEA Games. Mereka menyebut jumlah tersebut sebagai salah satu delegasi terbesar dan menegaskan bahwa pemerintah Indonesia benar-benar menyiapkan kekuatan penuh.

Indonesia sendiri menargetkan 80–85 medali emas sesuai pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir. Meski begitu, menurut analisis internal federasi olahraga, potensi perolehan emas Indonesia bahkan bisa lebih tinggi, mencapai lebih dari 120 medali emas.

Kritik: Target Emas Dinilai Ambisius atau Risiko Besar

Media Vietnam menilai bahwa meskipun target realistis menurut Indonesia, angka 85 emas tetap “cukup tinggi”, terutama jika dibandingkan dengan delegasi besar yang dikirim. Penilaian itu diperkuat oleh Vietnam.vn (portal berbahasa Inggris/Vietnam), yang menyebut kemungkinan Indonesia gagal mencetak hingga 50% dari target emas sebagai skenario nyata.

Menurut Erick Thohir, beberapa cabang olahraga tradisional pengoleksi emas Indonesia justru tidak dipertandingkan di SEA Games kali ini. Ia memperkirakan bahwa kehilangan cabang-cabang penting bisa berpengaruh signifikan terhadap perolehan medali. Apabila benar, peringkat Indonesia bisa turun tajam, bahkan berisiko berada di urutan kelima atau keenam klasemen akhir, menurut analisis Vietnam.vn.

Strategi Jangka Panjang Menuju Olimpiade 2028

Media Vietnam juga mencatat bahwa target Indonesia bukan sekadar mengejar medali di SEA Games, tetapi bagian dari strategi jangka panjang menuju Olimpiade 2028. Menpora Thohir bahkan menyebut hasil SEA Games sebagai tolok ukur dalam roadmap kinerja olahraga nasional.

Lebih jauh, pengiriman atlet dalam jumlah masif disikapi bukan hanya sebagai usaha untuk menang sekarang, tetapi juga sebagai sarana “pemanasan” dan pengalaman bagi banyak atlet muda. Media Vietnam menggarisbawahi bahwa Indonesia menggunakan SEA Games sebagai ajang persiapan besar bukan sekadar kompetisi regional.

Tantangan Berat: Lawan Kuat dan Anggaran

Meski dengan kontingen besar dan target tinggi, Indonesia menghadapi tantangan serius. Menurut pengamat olahraga Djoko Pekik Irianto, pesaing utama Indonesia termasuk Thailand sebagai tuan rumah dan Vietnam, yang beberapa edisi terakhir menunjukkan performa sangat baik.

Djoko menyebut bahwa untuk “aman”, Indonesia harus mengamankan setidaknya 82 emas dari total cabang olahraga jumlah yang tidak mudah dicapai.

Sementara itu, Thohir menyebut anggaran SEA Games menjadi faktor penting. Menurut berita dari VietnamPlus, anggaran persiapan diperkirakan mencapai Rp 66 miliar (sekitar USD 3,8 juta) untuk mendukung kuota atlet yang sangat besar tersebut.

Reaksi Liga & Publik Vietnam

Media Vietnam juga menyoroti keputusan mengejutkan dari Indonesia terkait target cabang sepak bola U-22. Meski berstatus juara bertahan SEA Games 2023, Timnas U-22 Indonesia tidak menargetkan emas justru dibebani target medali perak. The Thao247 menilai ini sebagai langkah realistis sekaligus mengejutkan dari Kemenpora dan PSSI.

Keputusan ini memicu respons publik dan media Vietnam, yang mempertanyakan apakah target rendah ini dimaksudkan untuk mengurangi tekanan atau karena kekhawatiran soal performa skuad.

Catatan Pengamat Nasional

Di dalam negeri, pengamat seperti Djoko Pekik Irianto menilai bahwa Indonesia masih punya peluang kuat untuk berada di tiga besar, tapi tidak bisa mengabaikan risiko. Ia menekankan pentingnya “dorongan maksimal pada cabang-cabang potensial emas” agar target bisa tercapai apalagi persaingan dari Vietnam dan Thailand diprediksi sengit.

Prospek dan Harapan

Bagi Indonesia, pengiriman hampir 1.000 atlet merupakan sinyal ambisi besar dalam kancah olahraga regional. Namun bagi media Vietnam, ini juga menjadi bahan analisis: apakah angka besar ini sejalan dengan capaian nyata atau justru menyembunyikan risiko kegagalan?

Beberapa poin penting ke depan:

  1. Apakah target 85 emas akan tercapai? Jika terlalu optimistis, Indonesia bisa menghadapi tekanan besar, terutama dari kompetisi berat.
  2. Bagaimana pembagian atlet antara cabang tradisional dan cabang yang “strategis” demi Olimpiade 2028? Strategi jangka panjang sangat krusial.
  3. Apa dampak anggaran besar ini terhadap hasil? Jika persiapan maksimal tapi hasil minim, kritik bisa datang dari dalam dan luar negeri.
  4. Bagaimana publik Indonesia merespons strategi rendah-target di cabang sepak bola U-22? Ini bisa menjadi sinyal manajemen ambisi atau kehati-hatian.

By admin