PETA NARASI – Insiden tragis yang melibatkan mobil pengangkut menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kalibaru 01 Pagi, Cilincing, Jakarta Utara, pada Kamis (11/12/2025) pagi, terus menunjukkan dampak yang meluas. Jumlah korban luka-luka akibat tertabraknya rombongan siswa dan guru dilaporkan bertambah dari laporan awal menjadi 22 orang. Peristiwa nahas ini terjadi saat para siswa tengah menjalani kegiatan literasi di halaman sekolah, memicu kepanikan dan duka mendalam di seluruh lingkungan pendidikan tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Erick Frendriz, mengonfirmasi peningkatan jumlah korban menjadi 22 orang. Rinciannya, sebagian besar adalah siswa, sementara sisanya adalah guru yang juga tertabrak. Para korban luka-luka segera dilarikan ke dua rumah sakit terdekat, yaitu RSUD Cilincing dan RSUD Koja, untuk mendapatkan penanganan medis intensif.
Kondisi Terkini dan Penanganan Korban
Dari total 22 korban, kabar baiknya adalah 10 orang di antaranya dilaporkan telah diizinkan pulang dan menjalani rawat jalan. Namun, sisanya yang berjumlah 12 orang masih harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
“Adapun sampai saat ini total yang dirawat atau yang mendapat perawatan 22 orang, 10 orang sudah rawat jalan,” jelas Kombes Erick.
Di RSUD Cilincing, terdapat tiga korban yang masih dirawat, sementara di RSUD Koja sembilan orang lainnya masih mendapatkan penanganan medis dan rawat inap. Salah satu korban siswa dilaporkan mengalami luka serius, termasuk luka di rahang dan kehilangan 18 giginya, menunjukkan betapa kerasnya hantaman mobil yang hilang kendali tersebut.
Badan Gizi Nasional (BGN), sebagai pihak yang menaungi program MBG, memastikan bahwa seluruh biaya perawatan medis para korban akan ditanggung sepenuhnya. Mereka juga telah memberikan penanganan medis terbaik, termasuk menempatkan korban di ruang perawatan kelas 1. Selain itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) turut memberikan santunan kepada para korban luka, dengan besaran antara Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta per orang. Tim Trauma Healing dari Polda Metro Jaya juga telah diturunkan untuk memulihkan kondisi psikis siswa dan guru pasca-insiden yang mengejutkan ini.
Kronologi dan Kelalaian Sopir
Insiden terjadi sekitar pukul 06.30 hingga 06.39 WIB, saat siswa sedang berkumpul di halaman sekolah untuk kegiatan literasi membaca. Mobil blindvan pengangkut menu MBG yang dikemudikan oleh sopir berinisial AI tiba-tiba melaju tak terkendali. Mobil tersebut menerobos dan merobohkan pagar sekolah yang tertutup, kemudian merangsek masuk ke halaman dan menabrak kerumunan siswa dan guru yang sedang berbaris. Beberapa siswa dilaporkan sempat terjepit di kolong mobil, memerlukan upaya dramatis dari warga dan guru untuk mengangkat mobil demi mengevakuasi korban.
Hasil pemeriksaan awal menunjukkan adanya dugaan kelalaian fatal dari pengemudi. Sopir AI, yang diketahui merupakan sopir pengganti dan bukan sopir tetap dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mitra BGN, mengaku panik saat mobil menanjak menuju sekolah. Ia bermaksud menginjak pedal rem, namun justru keliru menginjak pedal gas, yang membuat mobil melaju kencang dan tak terkendali.
Proses Hukum Berlanjut
Pihak kepolisian bergerak cepat mengusut kasus ini. Sopir AI dan pendampingnya, MRR, telah diamankan di Polsek Cilincing untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kasus ini telah dinaikkan statusnya ke tahap penyidikan karena adanya unsur pidana kelalaian.
Kapolres Kombes Erick Frendriz menyatakan bahwa sopir AI terancam jeratan Pasal 360 KUHP tentang kelalaian yang mengakibatkan orang luka berat atau luka lainnya, dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara. Polisi telah memeriksa 10 saksi dan masih mengumpulkan alat bukti.
“Apabila nanti besok alat bukti sudah cukup, akan kami tetapkan sebagai tersangka. Ini masih pengumpulan alat bukti, baik petunjuk maupun barang bukti-barang bukti yang ada, termasuk pemeriksaan saksi,” tegas Kombes Erick.
Evaluasi Program dan Komitmen Perbaikan
Menyikapi tragedi ini, Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyampaikan keprihatinan mendalam dan permohonan maaf atas kelalaian yang terjadi. Insiden ini menyoroti adanya masalah sistemik, terutama dalam prosedur penunjukan sopir pengganti yang diduga kurang berpengalaman.
BGN berjanji akan bekerja sama penuh dengan kepolisian dalam proses penyelidikan dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) serta keselamatan armada pengangkut menu MBG. Komitmen ini penting untuk memastikan kejadian serupa yang disebabkan oleh kelalaian operasional tidak terulang di masa depan. Program MBG sendiri dipastikan tetap berjalan, namun dengan pengawasan dan evaluasi yang lebih ketat.
Insiden ini menjadi pengingat yang menyakitkan akan pentingnya keselamatan dan profesionalitas dalam setiap aspek operasional program publik, terutama yang berkaitan langsung dengan keselamatan anak-anak sekolah. Dukungan dan doa mengalir untuk kesembuhan 22 korban, sementara proses hukum diharapkan dapat berjalan transparan dan adil.