PETA NARASI – Nasib tragis menimpa Zaki (13), warga Kampung Renged, Desa Cipetir, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten. Korban ditemukan tewas setelah terseret arus deras dan masuk ke dalam gorong-gorong parit saat bermain di tengah hujan lebat.
Insiden nahas ini terjadi pada Rabu (19/11/2025) sore. Diduga, korban luput dari pengawasan saat bermain di saluran air yang volumenya tiba-tiba meningkat.
Kejadian terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, ketika hujan deras memacu aliran air di selokan lokal. Menurut saksi dan petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Kadudampit, D. Saripudin, saat itu beberapa anak di kampung sedang bermain hujan-hujanan. Namun, dalam permainan tersebut, Zaki tiba-tiba tergelincir dari tepi selokan. Karena volume air sangat tinggi, ia terbawa arus hingga masuk ke gorong-gorong tertutup yang menyambung dengan saluran drainase.
Warga yang menyaksikan kejadian panik dan segera berupaya menolong. Namun, derasnya aliran air membuat evakuasi sulit dilakukan. “Warga bersama aparat langsung berupaya melakukan pertolongan begitu mengetahui salah satu anak hanyut. Namun derasnya aliran air membuat upaya penyelamatan tak membuahkan hasil,” ujar Saripudin. Upaya pertolongan dari warga pun tak bisa menghentikan arus yang kuat.
Setelah beberapa saat, pencarian pun dilancarkan. Aparat dari TNI, Polri, dan tim lokal terjun ke lokasi untuk membantu menyisir saluran selokan serta gorong-gorong. Namun sayangnya, jasad Zaki ditemukan tak lama kemudian dalam kondisi tak bernyawa, diduga karena kehabisan napas akibat terjebak di dalam gorong-gorong yang penuh air.
Menurut Saripudin, peristiwa ini murni kecelakaan tunggal. Tidak ada indikasi unsur kesengajaan atau tindakan kriminal. “Kejadian tersebut murni kecelakaan tunggal,” tegasnya.
Setelah ditemukan, jenazah Zaki langsung dievakuasi oleh warga dan aparat, lalu dibawa ke rumah duka oleh keluarga. Keluarga sepakat untuk memakamkan Zaki pada hari yang sama. Kehadiran aparat desa, tim SAR, dan instansi terkait memberikan dukungan moral dan membantu proses penanganan di lokasi.
Kepada publik, P2BK Kadudampit dan aparat desa menyampaikan himbauan agar para orang tua lebih waspada mengawasi anak-anak, terutama saat hujan deras. Saripudin menyarankan agar anak-anak tidak bermain dekat selokan atau saluran drainase saat hujan, karena risiko arus deras sangat berbahaya.
Tragedi ini menambah catatan kelam terkait keselamatan anak-anak di Sukabumi saat musim hujan. Sebelumnya, pada Agustus 2025, insiden serupa pernah terjadi: seorang bocah laki-laki berusia 4 tahun, MI, tewas setelah terbawa arus drainase di Kecamatan Cibadak dan ditemukan di dalam gorong-gorong sepanjang sekitar 200 meter. Kapal polisi, aparat BPBD, perangkat desa, Karang Taruna, dan relawan terlibat dalam evakuasi korban.
Peristiwa-peristiwa tersebut memicu keprihatinan publik serta dorongan bagi pihak berwenang untuk memperkuat pengamanan dan edukasi di kawasan rawan banjir dan selokan. Banyak warga yang meminta pemerintah lokal meningkatkan perawatan saluran air, mengantisipasi saluran penuh saat hujan, dan memasang pengaman agar anak-anak tidak mudah tergelincir.
Sementara itu, keluarga Zaki tengah berduka atas kehilangan yang sangat mendalam. Meskipun luka batin begitu besar, mereka tetap berusaha tabah dan menghormati proses evakuasi serta pemakaman dengan dukungan dari masyarakat setempat. Aparat desa dan kecamatan juga menyatakan akan terus memberikan himbauan keselamatan kepada warga, terutama menjelang musim hujan yang rawan kecelakaan anak.
Insiden tragis ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan bersama: tidak hanya oleh orang tua, tetapi juga oleh pemerintah dan komunitas lokal tentang bahaya bermain di sekitar selokan saat hujan lebat. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi, dan langkah-langkah pencegahan yang lebih kuat dapat diterapkan demi melindungi keselamatan anak-anak di Sukabumi.