PETA NARASI – Nama Siti Hediati Hariyadi, yang lebih dikenal sebagai Titiek Soeharto, tak pernah lepas dari sorotan publik. Selain karena kiprahnya di dunia politik sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan puteri dari Presiden kedua RI, Soeharto, mantan istri Prabowo Subianto ini juga dikenal memiliki kekayaan yang fantastis, yang bersumber dari portofolio bisnis dan investasi yang beragam.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan pada 9 Maret 2018, total harta kekayaan Titiek Soeharto tercatat mencapai angka yang sangat signifikan, yaitu Rp592.580.441.888 (sekitar Rp592,58 miliar). Angka ini menempatkannya dalam jajaran politisi dan pengusaha dengan kekayaan yang melimpah di Indonesia.
Mayoritas Aset Berupa Properti
Secara rinci, aset Titiek Soeharto didominasi oleh kekayaan berupa properti. Aset tanah dan bangunan miliknya tersebar di berbagai kota di Indonesia, dengan total nilai mencapai Rp423,49 miliar. Laporan LHKPN tersebut merincikan kepemilikan sejumlah tanah dan bangunan di Jakarta Pusat, Bogor, dan Badung. Ini menunjukkan bahwa investasi di sektor properti menjadi pilar utama dari total kekayaan yang dimiliki.
Selain properti, komponen kekayaan lain yang tak kalah besar adalah kas dan setara kas yang nilainya mencapai Rp103,11 miliar. Jumlah ini mengindikasikan likuiditas dana yang sangat besar. Ditambah lagi, Titiek memiliki surat berharga senilai Rp45,87 miliar, menegaskan perannya sebagai investor yang aktif dalam berbagai instrumen keuangan.
Untuk kategori harta bergerak lainnya, tercatat senilai Rp20 miliar. Sementara itu, dalam daftar alat transportasi, ia tercatat memiliki mobil mewah klasik, yaitu Mercedez S600 keluaran tahun 1992, dengan nilai estimasi saat itu sebesar Rp100 juta. Uniknya, dari laporan tersebut, Titiek Soeharto juga tercatat tidak memiliki utang, yang semakin memperkuat nilai bersih kekayaannya.
Sumber Kekayaan dan Kiprah Bisnis
Kekayaan fantastis yang dimiliki Titiek Soeharto tidak terlepas dari rekam jejaknya sebagai seorang pengusaha yang ulung, di samping karirnya sebagai politikus. Sejak lama, ia dikenal aktif dalam berbagai kegiatan bisnis dan memiliki saham di sejumlah perusahaan.
Salah satu jejak bisnisnya yang paling terkenal adalah keterlibatannya dalam industri media dan penyiaran. Pada Juli 2005, Titiek yang saat itu menjabat sebagai Komisaris Utama PT Abhitama, membeli 25 persen saham kepemilikan PT Surya Citra Media Tbk (SCM), yang merupakan induk usaha dari stasiun televisi SCTV. Setelah pembelian saham tersebut, ia kemudian diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris di PT Surya Citra Media.
Selain itu, namanya juga dikaitkan dengan kepemimpinan dalam berbagai yayasan dan kegiatan sosial. Ia pernah memimpin Yayasan Seni Rupa Indonesia (periode 2010-2015), serta terlibat dalam Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan dan Yayasan Purna Bhakti Pertiwi.
Dalam perkembangan terkini, fokus Titiek Soeharto di kancah politik semakin kuat, terutama setelah kembali terpilih sebagai anggota DPR RI dan menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPR RI yang membidangi Pertanian, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kelautan. Posisi ini menggarisbawahi komitmennya untuk berkontribusi pada sektor-sektor strategis nasional yang juga memiliki kaitan erat dengan potensi pengembangan bisnis di masa depan.
Secara keseluruhan, kekayaan Titiek Soeharto yang hampir menyentuh angka Rp600 miliar adalah perpaduan antara warisan keluarga, investasi cerdas di sektor properti, kepemilikan saham di perusahaan besar, serta kas yang likuid. Hal ini menjadikan sosoknya tidak hanya berpengaruh di panggung politik, tetapi juga pemain kunci dalam lanskap bisnis dan investasi di Indonesia.