PETA NARASI – Badan Narkotika Nasional (BNN) secara masif melancarkan kampanye pencegahan dan edukasi terkait mitos yang semakin meresahkan di kalangan pekerja, terutama pekerja keras dan sektor blue-collar di kota-kota besar. Mitos yang menyebutkan bahwa konsumsi narkoba jenis tertentu seperti sabu-sabu, ekstasi, atau obat-obatan psikotropika dapat meningkatkan stamina, menghilangkan rasa lelah, dan membuat seseorang mampu bekerja lebih lama dan lebih kuat, telah dibongkar oleh BNN sebagai kebohongan fatal yang membahayakan nyawa.
Deputi Pencegahan BNN, Irjen Pol. Dr. Roni Mayus, dalam konferensi pers di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Minggu (23/11/2025), menegaskan bahwa klaim “kuat kerja” akibat narkoba adalah ilusi sesaat yang berujung pada kerusakan permanen pada fisik dan mental. Edukasi ini menjadi penting menyusul temuan lapangan BNN yang menunjukkan peningkatan kasus penyalahgunaan di kalangan pekerja yang terbuai janji palsu peningkatan produktivitas.
Ilusi Sesaat dan Dampak Biologis
Irjen Pol. Roni Mayus menjelaskan secara ilmiah mengapa narkoba memberikan stimulus yang disalahartikan sebagai “kekuatan super”. Narkoba jenis stimulan, seperti metamfetamin (sabu-sabu) atau kokain, bekerja dengan cara membanjiri otak dengan neurotransmitter, terutama dopamin.
- Dopamin Berlebih: Peningkatan drastis dopamin memicu rasa euforia, menghilangkan rasa sakit sementara, dan menekan sinyal alami tubuh yang menunjukkan kelelahan. Pengguna merasa lebih bersemangat, energik, dan fokus.
- Melawan Batas Tubuh: Sensasi “kuat kerja” ini sejatinya adalah penolakan paksa terhadap batas fisik normal. Ketika tubuh seharusnya istirahat atau tidur karena energi terkuras, narkoba memaksa jantung dan sistem saraf bekerja ekstra.
- Fase Crash: Setelah efek obat hilang (fase crash), tubuh akan mengalami kelelahan yang luar biasa, depresi mendalam, kecemasan akut, dan penurunan energi yang jauh lebih buruk daripada kelelahan normal. Ini sering mendorong pengguna mengonsumsi dosis lebih tinggi, menciptakan siklus kecanduan yang mematikan.
“Apa yang mereka rasakan sebagai ‘kuat kerja’ itu hanyalah ‘pinjaman’ energi yang harus dibayar mahal oleh organ vital mereka. Jantung dipaksa berdetak kencang, tekanan darah melonjak, dan otak mengalami kelelahan ekstrem. Ini bukan kekuatan, ini adalah penyiksaan diri yang berkedok produktivitas,” tegas Dr. Roni Mayus.
Kerugian Nyata di Tempat Kerja
Selain dampak kesehatan yang menghancurkan, BNN juga menyoroti kerugian signifikan yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba terhadap lingkungan kerja dan ekonomi:
- Penurunan Kualitas Kerja: Meskipun pengguna mungkin merasa bekerja lebih cepat, narkoba merusak kemampuan kognitif kritis, seperti penilaian, pengambilan keputusan, dan memori jangka pendek. Hal ini meningkatkan risiko kesalahan, kecelakaan kerja, dan penurunan kualitas produk atau layanan.
- Kecelakaan Fatal: Bekerja di bawah pengaruh narkoba, terutama pada sektor yang melibatkan mesin berat atau transportasi, meningkatkan risiko kecelakaan kerja hingga berlipat ganda, mengancam nyawa diri sendiri dan rekan kerja.
- Masalah Hukum dan Keamanan: Penggunaan narkoba berujung pada pemecatan, catatan kriminal, dan potensi masalah hukum serius. BNN mencatat, banyak perusahaan kini rutin melakukan tes urine mendadak untuk menjaga keamanan dan kepatuhan.
Ajakan BNN: Pengusaha dan Pekerja Wajib Waspada
BNN menyerukan kepada para pengusaha dan serikat pekerja untuk mengambil peran aktif dalam upaya pencegahan ini. Langkah-langkah yang diusulkan meliputi:
- Edukasi Berkala: Menyediakan pelatihan dan seminar tentang bahaya narkoba, dengan fokus khusus membongkar mitos “kuat kerja” di lingkungan kerja.
- Dukungan Psikologis: Memastikan pekerja memiliki akses ke layanan kesehatan mental dan dukungan untuk mengatasi stres kerja dan kelelahan secara sehat, tanpa harus bergantung pada zat adiktif.
- Penegakan Aturan: Menerapkan kebijakan zero tolerance terhadap narkoba di tempat kerja, serta menyediakan program rehabilitasi bagi karyawan yang terindikasi kecanduan.
“Kepada para pekerja, ingatlah, kekuatan sejati untuk bekerja datang dari istirahat yang cukup, gizi seimbang, dan pengelolaan stres yang baik. Jangan gadaikan masa depan dan kesehatan Anda untuk ilusi kekuatan sesaat,” tutup Dr. Roni Mayus, mengakhiri edukasinya dengan pesan pencegahan yang kuat.
BNN berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan asosiasi pengusaha untuk membersihkan lingkungan kerja dari ancaman narkoba, demi menciptakan Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba) dan produktif secara berkelanjutan.