Trump Kritik Ukraina, Zelensky Tegaskan “Kami Sangat Berterima Kasih”

PETA NARASI – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan kritik keras terhadap Ukraina, menyatakan bahwa pemimpin negara itu tidak tahu berterima kasih atas bantuan AS. Komentar ini muncul setelah adanya ketegangan seputar rencana perdamaian yang diusulkan Washington untuk menyelesaikan konflik Ukraina-Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merespons dengan tegas, menegaskan bahwa Kyiv sangat menghargai dukungan Amerika, termasuk dari Trump sendiri.

Dalam sebuah unggahan di media sosial Truth Social pada 23 November 2025, Trump menuduh bahwa “kepemimpinan” Ukraina sama sekali tidak menunjukkan rasa terima kasih atas upaya AS dalam menciptakan perdamaian.

Trump juga menyerang Eropa, menyatakan bahwa meskipun AS terus menjual senjata ke NATO untuk disalurkan ke Ukraina, beberapa negara Eropa masih membeli minyak dari Rusia. Dia bahkan mengaitkan kegagalan menyampaikan terima kasih dengan kegagalan pihak Ukraina untuk benar-benar mengapresiasi peran Amerika dalam perang tersebut.

Latar Belakang Pertemuan dan Perdamaian

Tuduhan Trump ini tidak lepas dari peristiwa sebelumnya: sebuah pertemuan panas di Ruang Oval Gedung Putih antara Trump dan Zelensky yang digelar pada akhir Februari 2025. Dalam pertemuan itu, Trump menegur Zelensky karena menolak menyetujui rencana perdamaian 28 poin yang diusulkan oleh AS rencana yang menurut Trump banyak mengakomodasi tuntutan Rusia.

Lebih jauh, Trump menuduh Zelensky “berjudi dengan Perang Dunia III” dan menyatakan bahwa Ukraina saat ini berada dalam posisi yang sangat lemah tanpa dukungan militer AS.

Respons Tegas Zelensky

Menanggapi tuduhan tidak tahu terima kasih, Zelensky menegaskan bahwa Ukraina sangat menghargai bantuan AS. Dalam sebuah postingan di Telegram, dia menyatakan terima kasih kepada rakyat Amerika Serikat, terutama kepada Trump, atas dukungan militer yang diberikan. Zelensky secara khusus menyoroti bantuan rudal Javelin, yang menurutnya telah menyelamatkan banyak nyawa warga Ukraina.

Tak hanya itu, dia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada negara-negara Eropa, serta anggota G7 dan G20, karena dukungan mereka yang konsisten sangat penting bagi Kiev. Selain itu, Zelensky menjelaskan bahwa dalam setiap langkah perdamaian, tim Kyiv bekerja hati-hati, memastikan setiap poin dan setiap kompromi dipertimbangkan matang-matang agar tidak hanya mengakhiri perang saat ini, tetapi juga mencegah konflik serupa muncul di masa depan.

Analisis Politik dan Diplomatik

Kritik Trump ini bisa dilihat sebagai bagian dari strategi politik dan diplomatik yang lebih besar. Sebagaimana dilaporkan, Trump mendukung rencana perdamaian 28 poin yang dia usulkan tetapi Zelensky menolak sejumlah poin yang dianggap merugikan posisi Ukraina.

Pengamat juga melihat bahwa Trump ingin menekan Zelensky agar lebih fleksibel dalam berunding, terutama soal wilayah dan jaminan keamanan. Namun, menurut pandangan Zelensky dan timnya, perdamaian tidak bisa dibangun atas dasar penyerahan area strategis tanpa jaminan yang kuat dan itu yang membuat Kyiv sangat berhati-hati.

Kritik Trump bahwa Zelensky “tidak tahu berterima kasih” pun bisa dipandang sebagai tekanan tambahan untuk mempercepat proses negosiasi. Di sisi lain, pernyataan ini berisiko memperkeruh hubungan Washington-Kiev justru pada saat dukungan militer dan diplomatik sangat penting bagi Ukraina.

Perubahan Sikap Amerika Serikat?

Konfrontasi terbaru ini juga mencerminkan perubahan dalam pendekatan AS terhadap perang Ukraina. Trump, dalam beberapa waktu terakhir, menunjukkan ambivalensi: di satu sisi menginginkan perdamaian, di sisi lain bersikap keras kepada Zelensky.

Ada laporan bahwa Trump sempat membekukan sebagian bantuan militer untuk Ukraina dengan alasan bahwa Kiev “memperlambat proses perdamaian”. Namun kemudian, dia juga kembali melanjutkan pengiriman persenjataan, termasuk sistem pertahanan udara Patriot.

Tantangan ke Depan

  1. Kepercayaan Diplomatik
    Tuduhan tidak tahu berterima kasih bisa mengikis kepercayaan antara kedua pemimpin. Jika Zelensky merasa dipojokkan secara publik, itu bisa menyulitkan negosiasi perdamaian di masa depan.
  2. Isu Keamanan dan Persepsi Publik
    Zelensky harus menjaga citranya di mata rakyat Ukraina dia perlu menunjukkan bahwa dia tetap menghargai dukungan asing tanpa menyerahkan kedaulatan negaranya.
  3. Stabilisasi Dukungan Internasional
    Ukraina bukan hanya bergantung pada Amerika Serikat. Solidaritas Eropa dan negara-negara lain menjadi sangat penting. Zelensky menyebut terima kasihnya kepada G7 dan G20 sebagai bagian dari pengakuan atas peran global dalam mendukung Kiev.

By admin